Hai readers tercintaa....
hari ini nia akan share tentang salah satu cerita favorit nia
yaitu JEFF THE KILLER. bagi yang belum tau apa sih JTK itu. Jeff The Killer
adalah sebuah Creepypasta yang menceritakan tentang seorang anak yang tumbuh
menjadi seorang pembunuh psikopat. ia memiliki seorang adik angkat bernama liu.
sebelumnya mereka memiliki hubungan persaudaraan yang amat dekat hingga
akhirnya jeff menyadari bahwa hasratnya untuk membunuh jauh lebih besar
ketimbang kasih sayangnya.
Wajah jeff menjadi rusak… kulit wajahnya terkelupas
putih, dan konon dia membakar kelopak matanya sendiri (versi lain mengatakan
bahwa jeff mengirisnya) sehingga matanya selalu terbuka, dan dia merasa selalu
terjaga. Selain tu juga dia mengiris pipinya sendiri, mengukir wajahnya
sehingga selalu nampak tersenyum.
Setelah kejadian pembunuhan terhadap keluarganya, yang
diyakini merupakan perbuatan jeff… dia kabur dan berkeliaran di malam hari
mengincar korban korbannya. Ciri khas jeff sebelum membunuh korbannya dia akan
selalu berkata “tidurlah……” dengan wajah “riangnya”
So, selamat menikmati
Jeff dan keluarganya baru saja pindah ke sebuah
lingkungan baru. Ayahnya mendapat promosi, dan mereka berpikir akan lebih baik
jika mereka pindah ke lingkungan “mahal” tu. Jeff dan saudaranya Liu tidak bisa
protes. Siapa yang tidak menyukai rumah baru dan lebih bagus? Ketika mereka
sedang mengapak barang, salah satu tetangga mereka mendekat.
“hello” sapanya, “aku barbara; aku tinggal diseberang jalan dari tempat kalian.
Well, aku hanya ingin memperkenalkan diriku dan mengenalkan kalian kepada
anakku.” Dia berbalik dan memanggil anaknya. “billy kemarilah, mereka adalah
tetangga baru kita” billy mengatakan “Hi” dan kembali bermain di halamannya.
“well” kata ibu jeff, “namaku Margaret, dan ini suamiku
peter, dan dua putra kami; jeff dan liu” mereka saling berkenalan, kemudian
Barbara mengundang mereka menghadiri pesta ulang tahun anaknya. Jeff dan
saudaranya sebenarnya akan menolak, namun kemudian ibunya mengatakan bahwa
dengan senang hati mereka akan datang. Ketika jeff dan keluarganya selesai
beres beres, jeff mendatangi ibunya.
“ibu kenapa kau mengundang kami agar datang ke sebuah
pesta anak anak? Aku bukan seorang anak yang bodoh asal kau tahu”
“jeff” kata ibunya, “kita baru saja pindah, kita harus menunjukan sikap yang
baik, niat baik untuk membaur, kita akan ke pesta itu, jangan membantah lagi”
jeff hendak berkata lagi, namun mengurungkannya, dia tahu bahwa dia tidak akan
mampu melakukan apa apa. Ketika ibunya telah memutuskan sesuatu, maka halt u
tidak akan bisa dirubah lagi. Dia pergi ke kamarnya dan menuju ranjangnya. Dia
duduk disana dan melihat atap kamar, tiba tiba dia merasakan perasaan aneh.
Bukan rasa sakit, tapi…. Perasaan yang aneh. Dia anggap itu hanya sebuah
perasaan tidak penting saja. Dia mendengar ibunya memanggil untuk mengangkut
barang barangnya, diapun turun.
Keesokan harinya, jeff sedang berjalan mencari sarapan
bersiap ntuk kesekolah. Ketika dia duduk sarapan, sekali lagi dia merasakan
perasaan aneh itu. namun kali ini lebih kuat. Sedikit terasa sakit, namun
kemudian dia mengabaikannya. Ketika dia dan liu selesai sarapan kemudian mereka
menuju pemberhentian bus. Tiba tiba beberapa anak menggunakan skateboard
melompat kea rah mereka, hanya beberapa senti dari tempat mereka berada. Jeff
dan liu kaget “hey!! What the hell?”
Anak tersebut turn dari skateboard dan menoleh. Dia tampaknya sekitar setahun
lebih muda dari jeff, mengenakan baju aeropstale dan blue jeans.
“well, well, well. Nampaknya kita dapat mainan baru” tiba
tiba, dua anak lainnya muncul. Salah satunya sangat hitam sedangkan yang lainnya
berbadan sangat besar. “ well, karena kalian baru disini, aku hendak
mengenalkan diri, itu adalah keith” jeff dan liu melihat ke arah anak yang
hitam. Dia berwajah sangat menyebalkan, yang membuat siapa saja yang melihatnya
ingin menghajar. “dan dia adalah troy”. Mereka menoleh ke anak gemuk satunya.
Dan aku randy, sekarang aku perlu mengatakan bahwa bagi
semua anak disini ada sedikit ongkos tambahan, kuharap kalian mengerti” lio
berdiri hendak menghajar bangsat kecil ini, namun salah satu temannya kemudian
mengeluarkan pisau. “tck tck tck…. Kuharap kalian akan lebih pengertian… namun
sepertinya kalian lebih suka pake kekerasan eh?” anak itu berjalan mendekati
liu, mengambil dompetnya. Jeff kemudian merasakannya lagi, kali ini sanat kuat,
terasa membakar!. Dia berdiri, namun liu mengisyaratkannya agar tetap duduk.
Jeff mengabaikannya dan menuju ke para bangsat kecil itu.
“dengar keparat kecil… kembalikan dompet saudaraku” randy
memasukan dompet liu ke kantongnya dan mengeluarkan pisaunya sendiri.
“oh? Trus kamu mau ngapain?” begitu dia selesai bicara,
jeff menghajar hidungnya. Begitu randy hendak membalas, jeff meraih pergelangan
tangannya dan mematahkannya. Randy berteriak dan jeff mengambil pisau dari
tangannya. Troy dan keith menyerang jeff, namun jeff terlalu cepat untuk
mereka. Dia melemparkan randy, troy melayangkan pukulannya, jeff menunduk dan
menikam tangannya. Keith menjatuhkan pisaunya dan berteriak. Troy kemudian
maju, namun jeff bahakan tidak membutuhkan pisau untuk menghadapi keparat bangsat
satu ini. dia hanya meninjunya di perut dan seketika dia roboh. Liu tidak bisa
berkata apa apa, dia hanya melihat jeff dengan takjub.
“jeff bagamana kau?” hanya itu yang bisa dia aktakan.
Mereka melihat busa datang dan tahu bahwa mereka akan dituduh sebagai pembuat
gara gara, semua yang terjadi mereka harus menanggungnya sehingga mereka
berlari menjauhi tempat itu. ketika mereka berlari mereka melihat sopir bus
menghampiri randy dan teman temannya. Jeff dan liu tiba disekolah, mereka tidak
berani mengatakan apa yang telah terjadi, mereka hanya duduk dan mendengarkan.
Liu hanya berpikir bahwa jeff telah berhasil menghajar berandalan itu, namun
jeff lain, dia menyadari sesuatu, sesuatu yang lebih dari yang liu tahu. Jeff
tahu bahwa apa yang ia rasakan kini merupakan sesuatu yang menakutkan, ketika
dia merasakan sensasi itu, dia merasakan betapa dahsyatnya hal tersebut, sebuah
dorongan untuk melukai orang lain. Memang terdengar jahat, namun jeff tidak
bisa menyangkal bahwa dia merasakan nikmat, senang. Dia merasakan bahwa
perasaan tersebut mulai memudar selama di sekolah. Ketika sampai dirumah orang
tuanya menanyakan bagaimana harinya, dan dia menjawab dengan nada riang “hari
ini adalah hari yang indah”. Keesokan paginya, dia mendengar pintu ruahnya di
ketuk. Dia turun dan mendapati dua petugas polisi, dan ibunya menatapnya dengan
marah.
“jeff, pak polisi mengatakan bahwa kau menyerang tiga
orang anak. Dan hal tersebut bukan perkelahian biasa, mereka ditusuk!! Mereka
ditusuk nak!!” jeff menunduk, seolah olah membenarkan ucapan ibunya.
“mereka dulauan yang mendongkan pisau kepada aku dan liu
bu”
“nak” kata polisi, “kami melihat tiga anak, dua ditusuk, satu memar di perut,
dan kami punya saksi kalian kabur dari tkp. Hal itu menurutmu memberikan
kesimpulan apa bagi kami?”
Jeff tahu bahwa semua itu tidak berguna, tidak ada bukti yang menunjukan siapa
yang menyerang duluan. Mungkin jeff bisa mengatakan bahwa mereka sebenarnya
tidak kabur, namun bukti dan saksi mengatakan bahwa mereka memang kabur.jeff tidak
berdaya untuk membela dirinya dan liu.
“panggil saudaramu” jeff tidak bisa melakukannya, karena
dialah yang menghajar mereka.
“pak polisi… semua itu aku yang melakukan. Liu berusaha
mencegahku, namun dia tidak bisa menghentikanku” polisi saling pandang dan
kemudian mengangguk
“baiklah nak. Sepertinya…”
“tunggu!” liu berujar. Mereka melihat bahwa liu memegang sebuah pisau. Polisi
ini kemudian mengambil senjata mereka dan menodongkan ke liu.
“aku yang melakukannya, akulah yang telah menghajar berandalan itu, aku punya
buktinya” dia menyingsingkan lengan bajunya dan menunjukan lebam dan luka,
seperti layaknya bahwa dia telah berkelahi sebelumnya.
“nak, letakkan pisaunya” kata petugas. Liu menurutinya, dia mengangkat
tangannya dan berjalan menuju para polisi.
“tidak liu, itu adalah ulahku, semuanya!” jeff mulai menangis
“hmmm.. saudaraku yang malang… berusaha untuk melindungiku dari kesalahan yang
sudah kuperbuat. Baiklah… bawa aku” polisi kemudian membawa liu menuju mobil
patroli
“liu katakana pada mereka bahwa akulah yang melakukannya! Katakan” ibunya
memegang pundaknya.
“jeff, berhentilah berbohong, kita tahu semuanya adalah ulah liu, kau tidak
bisa menghentikannya” jeff terlihat pasrah ketika mobil polisi akhirnya pergi
membawa liu. Beberapa menit kemudian ayah jeff pulang dan melihat wajah jeff,
dia tahu bahwa ada sesuatau yang tidak beres
“ada apa nak?” jef tidak bisa menjawabnya. Kemudian
ibunya mengabarkan berita buruk itu kepada suaminya, dan jeff pergi, menuju
jalanan. Setelah sekitar satu jam jeff pulang, melihat kedua orang tuanya
terlihat shock, sedih dan kecewa. Dia tidak mampu melihat keadaan mereka,
karena semua adalah kesalahannya. Dia hanya ingin tidur, berusaha melupakan
semuanya. Dua hari berlalu, tidak ada kabar dari liu di JDC. Tidak ada teman.
Tidak ada hal lain selain rasa bersalah dan sedih. Sampai pada suatu hari, hari
sabtu, ketika jeff dibangunkan oleh ibunya dengan wajah gembira.
ini part II nya
Jeff the killer [Part II]
“jeff.. sekaranglah saatnya” dia berkata sambil
menyibakan tirai jendela kamar.
“ada apa dengan hari ini?” Tanya jeff
“sekarang adalah hari ultah billy” jeff benar benar terbangun saat ini
“ibu, kamu tidak serius kan? Ibu tidak berharap aku akan
pergi ke pesta anak kecil setelah….” Ada jeda yang lama
“jeff kita berdua tahu apa yang telah terjadi. Ibu rasa pesta ini dapat
membuatmu riang kembali. Sekarang ganti bajumu” ibu jeff berjalan keluar dari
kamar menuju kelantai bawah untuk bersiap siap. Jeff berusaha bangun. Dia
memakai sebuah kaos dan jeans kemudian turun. Dia melihat ibu dan ayahnya telah
berdandan. Dia berpikir kenapa mereka harus memakai baju mahal hanya untuk
datang ke sebuah pesta anak anak?
“nak… kamu akan memakai itu?” Tanya ibunya
“lebih baik daripada harus ribet” jawabnya. Ibunya ingin sekali memarahinya,
namun dia menahannya.
“jeff, mungkin kami terlalu berlebihan, tapi inilah
caranya agar orang orang menghormati kita” kata ayahnya. Jeff menggerutu dan
kembali ke kamarnya
“aku tidak punya baju bagus!” jeff berteriak ke orang tuanya
“pakailah sesuatu yang lain” ujar bunya. Dia mencari cari di lemarinya, mencari
sesuatu yang Nampak bagus dan mahal. Akhirnya dia menemukan pakaian yang ia
anggap cocok.
.
Namun orang tuanya masih Nampak belum puas dengan pilihannya “kau akan memakai
itu? ibunya melirik jamnya. “tidak ada waktu lagi untuk ganti baju, ayo
berangkat” merakpun berangkat. Mereka menyeberang jalan menuju rumah Barbara
dan billy. Mereka mengetuk pintu dan munculah Barbara, sama seperti orang
tuanya, dia tampil berlebihan. Jeff menyadari bahwa tidak ada anak anak, hanya
orang orang dewasa.
“anak anak ada di halaman belakang jeff… pergilah dan berkumpullah dengan
mereka” kata Barbara.
“jeff berjalan keluar menuju halaman yang penuh dengan
anak anak. Mereka berlarian memakai baju baju koboy, dan saling tembak menggunakan
pistol mainan. Tiba tiba ada seorang anak menghampirinya dan memberinya pistol
mainan dan topi.
“hey… mau main baleng?” katanya
“oh tidak nak, aku terlalu tua untuk itu” anak it uterus melihat jeff dengan
wajah aneh.
“cekali caja.. pwease..” pinta si anak. “baiklah” kata
jeff. Dia memakai topi dan mulai berlagak seperti menembaki si anak. Awalnya
dia merasa konyol, namun kelamaan dia menikmatinya juga. Mungkin hal tersebut
adalah pertama kalinya yang dapat mengalihkan perhatiannya dari liu. Namun tidak
lama berselang dia mendengar sesuatu yang dia kenal sebelumnya. Dan suara itu
kemudian menabraknya. Randy, troy dan keith melompat turun dari skateboard
mereka. Jeff menjatuhkan pistol mainannya dan membuang topinya. Randy
menatapnya penuh dengan rasa benci.
“hallo jeff” kata randy. “kita punya sesuatu yang belum selesai” jeff melihat
hidung randy yang memar. “aku rasa semuanya setimpal, aku menghajar kalian,
namun kalian membuat saudaraku dikirim ke JDC”
Randy menunjukan raut muka marah di matanya. “aku tidak
mencari seseatu yang seimbang, aku ingin menang. Kemarin kau menghajar kami,
tapi tidak saat ini”. Randy menyerang jeff, mereka bergulingan di tanah. Randy
memukul hidung jeff, dan jeff menarik kupingnya dan membanting kepala randy.
Jeff mendorong randy. Anak anak mulai berteriak dan orang tua mereka mulai
berdatangan. Troy dan keith mengambil senjata dari kantong mereka.
“jangan ada yang ikut campur!” ancam mereka. Randy
mengambil pisaunya dan menusuk bahu jeff.
Jeff berteriak dan terjatuh. Randy kemudian
menendanginya, namun kemudian jeff menarik kaki randy. Jeff berdiri dan
berusaha pergi melalui pintu belakang, namun troy menangkapnya.
“butuh bantuan?” dia kemudian melemparkan jeff ke pintu.
Ketika jeff mencoba berdiri, randy datang dan menendanginya hingga jeff muntah
darah.
“ayo jeff!!! Lawan aku!!” dia mengangkat jeff dan
melemparnya ke dapur. Randy mengambilsebuah botol dan menghantamkannya ke
kepala jeff.
“lawan aku!” randy kemudian melemparnya ke ruang tamu.
“ayo jeff, semangat sedikit!!!” jeff memalingkan mukanya, wajahnya penuh dengan
darah. “aku adalah orang yang menyebabkan saudaramu digiring ke JDC! Kau
seharusnya malu jeff!! Aku melakukan itu semua sedangkan kau disini hanya
bengog seperti banci!!” ejek randy. Jeff mulai bangkit
“akhirnya!!! Kau bisa berdiri dan melawan hah??” jeff berdiri sekarang, darah
dan minuman bercampur membasahi wajahnya. Sekali lagi dia merasakan sensasi
aneh dalam dirinya, perasaan yang sempat menghilang beberapa waktu lalu.
“akirnya dia bangun!” randy kembali mengejek jeff,
kemudian dia mulai merangsek kembali. Saat itulah semuanya terjadi. Sesuatu
dalam diri jeff meledak keluar. Kesadaran dan psikologisnya hancur dan
terkoyak, semua pikiran warasnya hilang, apa yang dia rasakan adalah nafsu yang
begitu kuat untuk membunuh. Dia mencekik leher randy dan membantingnya. Dia
duduk diatas tubuh randy dan memukulinya dengan membabi buta. Pukulan pertama
mendarat tepat di jantung randy, sehingga mengakibatkan shock jantung, jantung
randy berhenti berdegup. Namun jeff yang kesetanan tetap menghajarnya,
melampiaskan kemarahan dan nafsu membunuhnya. Darah mulai muncrat dari tubuh
randy, sampai akhirnya randy tewas.
Semua orang melihat ke arah jeff, semuanya termasuk troy
dan keith. Kemudian mereka tersadar dari rasa terkejut mereka dan mulai
menodongkan pistol mereka ke arah jeff. Jeff berlari menaiki tangga, dan mereka
mulai menembakinya secara bertubi tubi, namun tidak satupun yang berhasil
mengenainya. Jeff mendengar keith dan troy memburunya. Ketika mereka kehabisan
peluru, jeff menuju kamar mandi. Dia mengambil besi tempat handuk dan
mencabutnya dari dinding. Troy dan keith mulai mendekatinya dengan pisau yang
terhunus.
Troy mengayunkan pisaunya, namunjeff dapat menghindar,
dan kemudian menghantamkan pipa besi dari tempat handuk ke wajah troy. Troy
berhasil dibereskan, hanya tersisa keith. Keith lebih lincah, dia berhasil
menghindar ketika jeff mengayunkan pipa besinya. Dia menjatuhkan pisaunya dan
mencengkeram leher jeff. Dia mendorongnya ke dinding. Namun sebuah lotion untuk
bleaching jatuh dan mengenai mereka berdua, merka kelabakan, namun jeff dengan
sigap membersihkan mukanya dan meraih pipa besi menghajarkannya kembali ke
kepala musuhnya. Keith menggelepar sekarat, bermandikan darah, namun kemudian
keith tersenyum jahat.
“apa yang lucu?” tanya jeff. Keith mengeluarkan sebuah
korek dan menyalakannya. “yang lucu adalah, kamu berlumuran bleach dan alkohol”
mata jeff terbelalak ketika kemudian keith melemparkan koreknya ke arahnya. Api
pun segera berkobar di seluruh tubuh jeff, alkohol menambah nyala api dan
bleach membuat kulitnya mengelupas. Jeff berteriak dalam kesakitan. Dia
berguling untuk memadamkan apinya, namun tidak berhasil, alkohol membuatnya
benar benar terbakar. Dia berlari menuju lorong dan turun dari tangga. Semua
orang yang ada mulai berteriak panik ketika melihat jeff. Jeff terjatuh dan
nyaris tewas. Hal terakhir yang dia lihat adalah orang tuanya dan orang lain
berusaha memadamkan api dari tubuhnya. Tidak lama kemudian dia jatuh pingsan.
Ketika jeff siuman dia mendapati seluruh tubuhnya
diperban. Dia tidak bisa melihat apapun, dia merasakan nyeri di bahunya dan
pedih di sekujur tubuhnya. Dia berusaha bangun, namun kemudian dia menyadariada
selang di lengannya, ketika dia bangkit, selang tersebut lepas, dan perawat
buru buru mendekatinya.
“kupikir kamu belum saatnya turun dari ranjang ini” kata
perawat. Dia membibing jeff kembali ke pembaringan dan memasukan kembali selang
infus. Jeff duduk, tidak melihat apapun, tidak tahu apa yang ada di
sekelilingnya. Setelah beberapa jam, akhirnya dia mendengar suara ibunya.
“sayang… kamu baik baik saja?” tanyanya. Jeff tidak bisa
menjawabnya, mukanya tertutup perban, dan dia tidak bisa berbicara. “oh sayang,
aku punya kabar baik. Setelah beberapsaksi mengaku bahwa randy dulu yang
menyerang kalian, kini liu dibebaskan” hal ini hampir membuat jeff meloncat
kegirangan, namun dia teringat selang infusnya. “liu akan keluar besok, dan
kalian akan bisa bersama kembali”
Ibu jeff memeluk putranya dan berpamitan pergi. Beberapa minggu selanjutnya
keluarga jeff datang berkunjung, saat itulah waktunya perban di seluruh tubuh
jeff dijadwalkan untuk dilepas. Ketika dokter mulai membuka perbannya semua
yang ada mulai merasa tegang, mereka menunggu sampai seluruh perbannya dilepas,
sampai saat ketika perban di sekitar kepalanya nyaris dibuka, mereka menunggu
semuanya dengan amat sangat tegang dan khawatir.
“mari kita berharap yang terbaik” kata dokter, dia
melepaskan perban dan menunjukan wajah jeff yang terluka karena terbakar.
Ibu jeff berteriak ngeri ketika melihat muka anaknya. Liu dan ayahnya diam
tercekat, nampak sangat shock dengan keadaan jeff.
“apa yang terjadi dengan wajahku? Tanya jeff. Dia bergegas turun dan menuju
kamar mandi. Dia bercermin di kamar mandi dan melihat wajahnya yang kini nampak
hancur dan aneh. Bibirnya terbakar sehingga nampak merah sekali. Kulit wajahnya
terkelupas dan menyisakan warna putih yang mencolok, dan rambutnya berubah dari
coklat menadi hitam pekat. Dia perlahan meraba wajahnya. Sungguh terasa halus.
Dia melihat ke arah keluarganya, kemudian kembali memandang wajahnya di cermin.
“jeff” kata liu “tidak begitu buruk koq….”
“tidak buruk?” kata jeff “ini sempurna!” seluruh keluarganya tentu saja sangat
terkejut dengan penuturan jeff ini. Jeff mulai tertawa terbahak bahak.
Keluarganya melihat mata dan tangan kirinya tampak berkedut.
“errr.. jeff kamu tidak kenapa kenapa?”
“baik baik saja? Aku tidak pernah merasa segembira ini! Ha ha ha ha haaaaaaaaa…
lihat aku! Wajah ini sungguh sangat menggambarkanku!” jeff tidak bisa berhenti tertawa.apayang
menyebabkan semua ini? Ketika jeff berkelahi dengan randy dia kehilangan
kendali akan dirinya, kewarasannya hilang berganti dengan nafsu membunuh.
Sekarang yang tersisa dari jeff hanyalah seorang mesin pembunuh yang gila,
namun pada saat itu orang tuanya belum menyadarinya.
“dokter, apakah anaku baik baik saja… maksudku dengan
pikirannya” kata ibu jeff
“ini semua normal, kelakuannya identik dengan pasien yang terlalu banyak
menggunakan penghilang rasa sakit. Jika kelakuannya tidak berubah dalam beberaa
minggu segera kontrol kembali, kami akan memebrinya tes kejiwaan”
“oh terima kasih dokter” ibu jeff kemudian mendekati jeff “ayo sayang… sudah
saatnya pulang”
Jeff berpaling dari cermin, wajahnya masih membentuk sebuah senyum seperti
orang tidak waras. “ok bu… ha ha haaaaaaaaaaa!!!” ibunya merangkul jeff dan
membantunya mengenakan baju.
“ini baru saja diantar” kata wanita di front desk. Ibu
jeff melihat baju yang dikenakan sebelumnya oleh jeff. Ibu jeff kemudian
memerintahkan anaknya untuk mengenakan kembali baju itu, yang kini telah
bersih, sebuah baju dan celana hitam kemudian mereka pergi, tanpa menyadari
bahwa sat itu adalah hari terakhir mereka.
Malam itu, ibu jeff terbangun oleh suara yang muncul dari
kamar mandi. Kedengarannya seperti seseorang sedang menangis. Dia perlahan
berjalan untuk mengecek. Ketika sampai di kamar mandi dia melihat sebuah
pemandangan yang sangat mengerikan. Jeff telah mengukir sebuah senyum, mengiris
pipinya menggunakan sebuah pisau.
“apa yang kau lakukan jeff???” tanya ibunya
jeff memandang ibunya. “aku tidak bisa berhenti tersenyum bu. Beberapa saat
memang sakit. Tapi sekarang aku bisa tersenyum selamanya” ibunya meihat mata
jeff, tampak hitam disekelilingnya.
“jeff matamu???” mata jeff nampak tidak pernah tertutup
“aku tidak mampu memandang wajahku, aku merasa lelah dan mataku tak kuasa untuk
menutup. Aku bakar kelopak mataku sehingga aku bisa melihat wajahku selamanya,
wajah baruku” ibunya mulai perlahan menjauhinya, menyadari bahwa jeff telah menjadi
benar benar gila. “kenapa ibu? Bukankah aku nampak mempesona?”
“iya nak” katanya..”ya… kau sangat tampan sekarang.
Bb-biar ibu ke ayahmu dulu, supaya ayahmu bisa melihat wajahmu juga” dia
berlari ke kamar dan membangunkan suaminya. “ambil pistolmu kita…..” dia
terhenti ketika dia melihat jeff dimuka pintu menggenggam sebuah pisau.
“ibu… kamu berbohong…” itu adalah kalima terakhir yang
mereka dengar… jeff menerjang mereka dengan pisaunya, dan membunuh mereka
dengan brutalnya…
Saudaranya, liu terbangun mendengar keributan diluar.
Namun kemudian dia tidak mendengar apapun lagi… maka dia menutup matanya
berusaha untuk tidur kembali. Ketika dia mulai terlelap, liu merasakan perasaan
aneh, sepertinya ada seseorang yang mengawasi dirinya. Dia melihat sekeliling,
namun tiba tiba jeff meloncat dan membekap mulutnya. Jeff perlahan mengangkat
pisaunya bersiap untuk menghujamkannya ke tubuh liu. Liu berusaha memberontak
dan melepaskan diri…..
Namun kemudian jeff dengan wajah “riangnya” berkata….
“ssssshhhhh….. tidurlah”
…………………..
TO BE CONTINUED